DPLS (Double Loop Problem Solving) adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanjutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut. DLPS juga merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk menunjang pendekatan pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode DLPS adalah sebuah metode yang di adopsi dari metode Problem Solving. Metode Problem Solving (metode pemecahan masalah) adalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Metode DLPS juga dikenal dengan Metode Pengambilan keputusan. Keputusan seperti apa? Keputusan yang diambil dalam metode ini menyangkut proses mempertimbangan berbagai macam pilihan, yang akhirnya akan sampai pada suatu kesimpulan atas pilihan yang akan diadopsi. Pada saat suatu kelompok diminta untuk membuat keputusan, mereka berusaha untuk mencari konsensus, yang dalam hal ini berarti setiap partisipan, paling tidak, dapat menerima pilihan yang telah diambilnya.
Metode DLPS dapat digunakan dalam institusi pendidikan formal maupun nonformal dan digunakan juga pada program pelatihan. Baik pelatihan off job training (di dalam kelas) maupun on job training (di tempat kerja).
Kenapa Metode Double Loop Problem Solving ?
Apa alasan metode Double Loop Problem Solving (DLPS) dapat dipilih sebagai penunjang pembelajaran? Itu adalah pertanyaan yang pertama kali timbul dibenak kita. Jadi alasan kita harus memilih metode pembelajaran yang mengacu pada pemecahan masalah sebanyak dua kali atau Double Loop Problem Solving adalah karena metode lain seperti merode ceramah, metode demonstrasi dan metode konvensional lainnya dianggap dapat membuat para siswa pasif di dalam kelas. Dapat menimbulkan kecenderungan para peserta didik kepada para pendidik (teacher centered). Selain itu metode konvensional juga dapat menimbulkan rutinisme, peserta didik tidak lagi melihat proses belajar sebagai hal yang menarik serta lebih mudah untuk dilupakan.
Seperti metode pemecahan masalah yang lain seperti PBL yang dibunyinya seperti berikut :“Problem-based learning (PBL) is a method of learning in which learners first encounter a problem followed by a systematic, learner-centered inquiry and reflection process” (Teacher & Educational Development, 2002: 2). Artinya: problem-based learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran di mana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang tersusun sistematis; penemuan terpusat pada pembelajar dan proses refleksi (Teacher & Educational Development, 2002: 2). Metode DLSP juga metode pembelajaran yang dimana pembelajar disodorkan berupa suatu problem atau masalah untuk dipecahkan oleh para peserta didik yang sebelumnya telah dibentuk dalam kelompok kecil yang dipandu oleh para pendidik.
Jadi, DLPS adalah lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Yaitu sebelum peserta didik memulai pelajaran, mereka diberikan suatu masalah. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para peserta didik menemukan kebutuhan belajar mereka sendiri tentang pengetahuan baru sebelum peserta didik dapat memecahkan masalah tersebut.
Adapun ciri utama yang terdapat dalam metode Double Loop Problem Solvingadalah pembelajarannya yang berpusat pada pemberian masalah untuk dibahas oleh para peserta didik untuk melatih para peserta didik bisa berfikir dengan kreatif. Dan masalah tersebut dipecahkan melalui dua loop. Dalam hal ini DLPS memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan tujuan belajarnya sendiri. Tapi dalam hal ini juga para pendidik atau guru bukan cuma diam tidak berbuat apa – apa. Para pendidik harus bisa jadi pelatih (coach), fasilitator, dan motivator buat para peserta didik atau siswa. Misalnya apabila para peserta didik mendapati suatu masalah, para pendidik harus bisa memberikan clue agar si peserta didik tadi berfikir lebih kritis akan masalah yang kita berikan kepada mereka. Dengan begitu secara tidak langsung, para pendidik sudah membuat peserta didik untuk berkreatifitas.
Pengambilan keputusan menyangkut proses mempertimbangan berbagai macam pilihan, yang akhirnya akan sampai pada suatu kesimpulan atas pilihan yang akan diadopsi. Pada saat suatu kelompok diminta untuk membuat keputusan, mereka berusaha untuk mencari konsensus, yang dalam hal ini berarti setiap partisipan, paling tidak, dapat menerima pilihan yang telah diambilnya.
Langkah Penyelesaian Masalah
Suatu masalah adalah suatu kesenjangan yang tidak diinginkan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual dari sesuatu yang dianggap penting. Penyebab dari masalah itu sendiri dapat sesuatu yang diketahui atau sesuatu yang tidak diketahui.
Pemecahan masalah menyangkut diambilnya suatu tindakan korektif untuk menutup kesenjangan masalah dengan menghilangkan atau memindahkan penyebab masalah. Oleh karena itu untuk mencapai pemecahan masalah yang tuntas diperlukan identifikasi semua penyebab dari masalah tersebut.
Sebagian besar masalah dapat diketahui penyebab langsungnya, yang jarak waktunya relatif dekat dengan efek masalah yang dihasilkannya. Penyebab langsung ini lebih jelas, dan oleh karena itu lebih mudah dideteksi. Namun demikian, ada juga penyebab yang berada pada aras yang lebih tinggi yang merupakan akar dari penyebab dari masalah yang signifikan. Akar masalah ini berada dalam jarak dan waktu yang lebih jauh, oleh karena itu lebih sulit untuk dideteksi.
Pendekatan Double-Loop Problem Solving, yang disarankan adalah mengakomodasi adanya perbedaan dari penyebab suatu masalah, termasuk mekanisme bagaimana sampai terjadi suatu masalah. Oleh karena itu para peserta didik perlu bekerja pada dua loop pemecahan yang berbeda, tetapi saling terkait.
Loop solusi 1 ditujukan untuk mendeteksi penyebab masalah yang paling langsung, dan kemudian merancang dan menerapkan solusi sementara.
Loop solusi 2 berusaha untuk menemukan penyebab yang arasnya lebih tinggi, dan kemudian merancang dan mengimplementasikan solusi dari akar masalah.
Dan adapun langkah penyelesaian masalah yang lain yang termasuk dalam kriteria metode Double Loop Problem Solving antara lain, yaitu :
1. menuliskan pernyataan masalah awal,
2. mengelompokkan gejala,
3. menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
4. mengidentifikasui kausal,
5. imoplementasi solusi,
6. identifikasi kausal utama,
7. menemukan pilihan solusi utama, dan
8. implementasi solusi utama.
Tapi untuk memudahkan peserta didik, alangkah baiknya kita memakai langkah penyelesaian masalah yang lebih sederhana dan lebih efisien. Jadi yang paling cocok adalah pendekatan pemecahan masalah yang menggunakan loop 1 dan loop 2.
Pendekatan DLPS
Banyak dari masalah tersebut yang tidak dapat menunggu sampai ditemukan solusi atas akar masalah, dan perlu solusi sementara yang segera. Kadang-kadang, solusi sementara tersebut sudah cukup memadahi, khususnya jika solusi tersebut tidak mahal untuk diimplementasikan, atau tidak menguras sumberdaya penting lainnya. Selain itu, ada banyak kasus yang menunjukkan bahwa solusi sementara dapat efektif sehingga solusi sementara itu akhirnya menjadi solusi permanen dari masalah yang ada. Dalam hal yang terakhir ini berarti tidak ada penyebab masalah tingkat tinggi yang perlu dicarikan solusinya.
Oleh karena itu pendekatan Double-Loop Problem Solving meliputi:
1. Mengidentifikasi masalah, tidak hanya gejalanya (Identifying the problem, not just the symptoms)
2. Mendeteksi penyebab langsung, dan secara cepat menerapkan solusi sementara(Detecting direct causes, and rapidly applying temporary solutions)
3. Mengevaluasi keberhasilan dari solusi sementara (Evaluating the success of the temporary solutions)
4. Memutuskan apakah analisis akar masalah diperlukan, jika ya (Deciding if root cause analysis is needed; and if so)
5. Mendeteksi penyebab masalah yang arasnya lebih tinggi (Detecting higher level causes; and)
6. Merancang solusi akar masalah (Designing root cause solutions)
Masalah dapat dievaluasi atas dasar tingkat kepentingannya dan kemungkinan dari tingkat kompleksitas solusinya. Penting-tidaknya suatu masalah ditentukan oleh biaya (finansial atau pun non finansial) yang akan muncul jika masalah tetap tidak dipecahkan. Kompleksitas tergantung pada jumlah variabel yang saling terkait dan ketertarikan pada solusi yang kemungkinan akan diterapkan.
Kelebihan DLPS
Setelah kita membahas pengertian, alasan, langkah pemecahan masalah, dan pendekatan pada metode DLPS, tentu terlintas dibenak kita juga apakah manfaat atau kelebihan dari metode DLPS. Adapun manfaat atau kelebihan dari metode DLPS antara lain, yaitu :
1. Dapat menambah wawasan tentang efektivitas penggunaan pembelajaran double loop problem solving untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dapat lebih menciptakan suasana kelas yang menghargai (menghormati) nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.
Kekurangan DLPS
Seperti metode yang lainnya, metode Double Loop Problem Solving juga mempunyai beberapa kelemahan yang wajib diperhatikan oleh seorang peserta didik dalam menerapkan meode DLPS ini, antara lain, yaitu :
1. Tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah / problem, yang justru harus dipecahkan. Akan tetapi memerlukan pengulangan dan latihan-latihan tertentu. Misalnya pada pelajaran agama, mengenai cara pelaksanaan shalat yang benar, cara berwudhu, dan lain-lain.
2. Kesulitan mencari masalah yang tepat/sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa.
3. Banyak menimbulkan resiko. Terutama bagi anak yang memiliki kemampuan kurang. Kemungkinan akan menyebabkan rasa frustasi dan ketegangan batin, dalam memecahkan masalah-masalah yang muskil dan mendasar dalam agama.
4. Kesulitan dalam mengevaluasi secara tepat. Mengenai proses pemecahan masalah yang ditempuh siswa..
5. Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang
Adapun saran yang dapat kita harus perhatikan ketika seandainya hendak menerapkan metode DLPS antara lain, yaitu :
1. Dalam memilik masalah mempertimbangkan aspek kemampuan dan perkembangan anak didik.
2. Siswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
3. Bimbingan secara kontinu dan persediaan alat-alat/sarana pengajaran yang perlu diperhatikan.
4. Merencanakan tujuan yang hendak dicapai secara sistematis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar