“Apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham” (Confusius)

Selasa, 11 Desember 2012

Kesalahan Konsep Pembelajaran Sains yang umum terjadi

Konsep merupakan batu pembangun (building blocks) berpikir dan juga sebagai dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi (Dahar, 1988). Setiap konsep tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang konsep yang lain. Konsep-konsep tersebut membentuk semacam jaringan pengetahuan di dalam kepala manusia. Seringkali dalam belajar siswa hanya menghafalkan konsep definisi tanpa memperhatikan hubungan antar konsep. Dengan demikian konsep baru tidak masuk dalam jaringan konsep yang telah ada melainkan akan berdiri sendiri tanpa ada hubungan dengan konsep yang lain (Berg, 1991). Kondisi ini dapat memungkinkan siswa mengalami salah konsep atau miskonsepsi. Sebagai contoh adalah siswa menyatakan bahwa BeCl2 molekul nonpolar karena elektron dari atom Be tersebar secara simetris pada kedua atom Cl. Kemudian mereka mendapat konsep baru bahwa ikatan antara atom Be dan Cl dalam molekul BeCl2 adalah ikatan kovalen polar. Jika siswa tidak bisa membedakan konsep antara kepolaran molekul dan kepolaran ikatan, maka siswa akan cenderung menyatakan bahwa ikatan antara atom Be dan atom Cl dalam molekul BeCl2 adalah ikatan kovalen nonpolar. Lebih lanjut, jika kesalahan ini tidak diperbaiki maka siswa akan menganggap bahwa molekul simetris adalah molekul nonpolar dan ikatan yang terjadi antar atom-atomnya adalah ikatan kovalen nonpolar. 

Uraian di atas menunjukkan bahwa kesalahan konsep dapat didefinisikan sebagai pemahaman oleh siswa atas konsep-konsep yang berbeda dengan apa yang dimaksud oleh buku acuan atau para ahli (masyarakat ilmiah) yang secara konsisten menyebabkan siswa ataupun mahasiswa melakukan kesalahan dalam memahami konsep (Taber, 1994). Kesalahan konsep yang terjadi dapat terjadi akibat interaksi antara siswa dan guru atau dengan buku-buku pelajaran (Griffiths dan Preston, 1992). Kesalahan konsep tersebut jika tidak diperbaiki akan menggangu pemikiran siswa dalam menerima pengetahuan berikutnya. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 

Sumber-Sumber Kesalahan Konsep Dalam Pembelajaran Sains 

Sebelum siswa menerima suatu materi dalam pembelajaran sain, mereka sebenarnya telah memiliki pengalaman belajar sacara tidak langsung ataupun pengetahuan yang berhubungan dengan sain, misalnya tentang perubahan materi, pencemaran, gerak, listrik atau hal hal yang dapat dilihat dengan indera penglihatan. Sedikit ataupun banyak, pengalaman atau peristiwa alam yang dialami atau dilihat oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep mereka tentang sains. Konsep yang mereka (siswa) dapatkan dari peristiwa-peristiwa alam kemungkinan akan berbeda dengan konsep yang mereka dapatkan dari penjelasan guru di sekolah ataupun dari buku-buku teks (bahan ajar). Perbedaan konsep ini tentu akan mengganggu mereka dalam memahami konsep dalam pembelajaran sains secara tepat. Dengan adanya perbedaan ini, dimungkinkan siswa akan tetap bertahan dengan konsep berdasarkan pengalamannya sendiri, merubah konsep berdasarkan penjelasan guru atau mengikuti konsep seperti pada buku teks. 

Sumber-sumber kesalahan konsep yang terjadi pada siswa dapat bersumber dari kesalahan pemahaman siswa sendiri, kesalahan pemahaman bahan ajar yang disampaikan oleh guru, atau kesalahan pemahaman dari guru itu sendiri (Heron, 1996). Altun dan Kaya (1996) menyatakan bahwa hubungan antara konsep seorang guru dengan konsep yang diperoleh oleh siswanya adalah sangat kuat. Kesalahan konsep juga dapat terjadi akibat interaksi antara siswa atau mahasiswa dengan buku-buku pegangan (Griffiths & Preston, 1992:612), (Sanger & Greenbowe, 1999). Kesalahan konsep yang terjadi pada siswa tersebut menurut penelitian yang dilakukan oleh Nakhleh (1992) menunjukkan bahwa kesalahan konsep telah terjadi pada hampir semua pokok bahasan. Kesalahan konsep itu terutama terjadi pada konsep-konsep yang abstrak seperti sifat partikel materi, perubahan fase, perubahan kimia, satuan pengukuran (kilogram, meter, detik). 

Kesalahan yang terjadi dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) secara umum dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu (1) kesalahan yang terjadi secara acak tanpa sumber tertentu (misalnya salah hitung atau salah menuliskan rumus), (2) salah ingat atau hafal, dan (3) kesalahan yang terjadi secara terus menerus serta menunjukkan kesalahan dengan sumber-sumber tertentu. Kesalahan jenis ketiga inilah yang biasa disebut kesalahan konsep (Berg, 1991). Kesalahan konsep tersebut tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi memungkinkan terjadi juga pada guru atau sumber belajarnya, yaitu buku teks atau bahan ajar. Kesalahan atau kekurangan dalam buku teks atau bahan ajar kemungkinan dapat meyebabkan kesalahan konsep pada siswa yang menggunakannya. 

Kesalahan konsep dalam kimia adalah satu hal mendasar. Kesalahan konsep yang terjadi dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah interaksi siswa dengan guru atau dengan buku-buku pelajaran. Kesalahan konsep menurut Dahar (1989), dapat timbul jika tidak ada kemampuan mengkaitkan antara konsep satu dengan konsep yang lain sehingga mengakibatkan proporsi yang salah. Berg (1991) mengemukakan bahwa terjadinya kesalahan konsep dapat pula disebabkan oleh gagasan-gagasan yang muncul dalam pikiran seseorang. 

Hasil dari proses pembelajaran di kelas dengan apa yang diperoleh siswa dengan membaca buku teks atau bahan ajar, kemungkinan siswa akan memadukan konsep yang diperoleh atau siswa tidak terpengaruh dengan hasil pembelajaran di kelas. Menurut Ibnu (1989:27) kemungkinan yang terjadi akibat adanya konflik tersebut adalah (1) tetap berpegang pada konsep lama dan menolak sepenuhnya konsep baru yang diperkenalkan (2) memahami konsep baru secara tidak utuh, dikombinasikan dengan aspek-aspek konsep yang lama atau digunakan secara bergantian dalam situasi yang dianggap cocok (3) mengadopsi secara utuh konsep yang baru dan meninggalkan konsep yang lama. 

Kesalahan konsep dalam belajar sains akan mengakibatkan lemahnya penguasaan terhadap materi secara utuh. Kesalahan pada konsep dasar akan mengakibatkan kesulitan dalam penguasaan konsep selanjutnya, mengingat urutan materi dalam pelajaran sains tersusun secara hirarkis dan berjenjang, konsep satu menjadi dasar konsep yang lain. Jika sumber belajar (dalam hal ini buku teks) terdapat kesalahan konsep maka dimungkinkan siswa atau guru akan mengalami kesalahan konsep. 

Buku teks sains merupakan buku pelajaran dalam bidang sains yang disesuaikan dengan kurikulum, yang disusun oleh ahli dalam bidang sains. Terkadang penulis buku sering memberikan penjelasan yang kurang tepat atau kurang memadai. Kemnungkinan kesalahan-kesalahan dalam buku teks sains kebanyakan adalah kesalahan-kesalahan yang sangat mendasar. Seringkali hal ini disebabkan oleh adanya penyederhanaan dalam penjelasan yang diberikan oleh penulis buku atau referensi penulis buku yang sudah terlalu lama dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pada masa sekarang. Dalam prakteknya, kebanyakan buku teks di Indonesia memiliki kelemahan yaitu kurang atau tidak adanya pereview buku teks dari segi isi dan materi. Dari kelemahan tersebut kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan dalam contoh-contoh dan penjelasan yang diberikan dalam buku-buku sains, dan ini memerlukan analisis yang lebih jauh.

Tidak ada komentar: