Bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas bumi, cepat atau lambat pasti habis. Di masa depan orang akan beralih menggunakan energi berbasis nonfosil, atau sering disebut dengan energi baru dan terbarukan.
Itulah sebabnya hampir semua perusahaan minyak multinasional saat ini serius mengembangkan energi nonfosil — entah itu energi angin, matahari, biomassa, atau panas bumi.
Di dalam negeri, salah satu perusahaan minyak yang kian serius melirik pengembangan energi baru adalah Medco Energi Indonesia, yang sedang mengkaji proyek biomassa di Papua. Medco menggandeng Perhutani untuk penyediaan sampah kayu, dan akan menyuplai listrik ke Perhutani sebagai imbal balik.
Biomassa adalah bahan energi yang diperoleh dari produk atau metabolisme organisme. Pengolahan biomassa Medco-Perhutani akan mengandalkan kikisan kayu alias sampah kayu dari pohon seperti sengon dan trembesi. Proyek yang akan diluncurkan tahun depan ini — menunggu kepastian harga beli dari PLN — diperkirakan mampu menghasilkan energi listrik hingga 10 MW.
Rencananya, listrik akan ditawarkan dengan tarif 7-8 sen dolar AS per kWh. Selain sampah kayu, Medco juga bakal memanfaatkan sampah kelapa sawit.Langkah perusahaan ini perlu ditiru oleh perusahaan lain yang bergerak di bidang energi. Apalagi Indonesia kaya akan biomassa, yang potensinya hampir mencapai 50 ribu MW.
Hingga saat ini, pemanfaatan bioenergi di Indonesia menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tidak sampai 2 ribu MW. Atau, hanya sekitar 4 persen dari potensi yang diperkirakan.
Padahal boleh dibilang Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Dengan demikian, sebenarnya kita bisa menjadi produsen biodiesel (atau sering disebut biosolar) yang terbesar pula. Kapasitas terpasang biodiesel dari kelapa sawit saat ini sudah mencapai 3,9 juta kiloliter per tahun. Limbahnya pun masih bisa diolah menjadi sumber energi.
Sumber biomassa yang melimpah lainnya bisa berasal dari tebu, untuk menghasilkan bioetanol. Atau dari hewan ternak (biogas), yang potensinya mencapai satu juta unit dalam skala rumah tangga. Sebenarnya, jika biogas dimanfaatkan secara optimal, Indonesia dapat menghemat sekitar 700 ribu ton LPG (liquified petroleum gas).
Sumber : Thonthowi Djauhari Blog
Sumber : Thonthowi Djauhari Blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar