“Apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham” (Confusius)
Tampilkan postingan dengan label teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teknologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Juni 2013

Alat Anti Gravitasi


Penuh ilham, jenius, dan penuh visi – ini hanyalah segelintir dari banyak pujian yang mungkin digunakan seseorang untuk menguraikan sosok penemu. Searl-Effect Generator atau SEG. Kontribusi luar biasa yang diberikan oleh Profesor John Searl pada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum diketahui oleh masyarakat luas, namun mampu menciptakan revolusi bagi semua bentuk perjalanan, serta memecahkan masalah kebutuhan energi dunia.

Ia dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1932 dalam suatu keluarga miskin di Inggris. Masa awal kehidupan John memberi nuansa terhadap masa-masa percobaan yang terpampang di hadapannya. Sejak masa kanak-kanak, John telah dihadapkan pada kesulitan-kesulitan hidup, sehingga menyembunyikan kecerdasan yang menanti untuk ditemukan.

Pada usia empat-setengah tahun, John mulai mendapat mimpi yang tak lazim, yang terjadi secara berulang. Mimpi itu datangnya dua kali setahun selama 6 tahun dan menyampaikan instruksi pembuatan yang terperinci kepada pikiran John yang muda dan reseptif. Karena menyadari pesan yang ada di balik semua itu, saat ia mulai kuliah yang dijalankan pada malam hari, Searl mulai mewujudkan hal-hal yang ia dapatkan dari mimpi dengan memproduksikan Searl-Effect Generator pertama pada usia 14 tahun. 

Alat itu terdiri dari 3 cincin konsentris yang masing-masing terbuat dari 4 bahan berbeda yang secara konsentris dilekatkan satu sama lain. Ketiga cincin ini dipaku ke sebuah alas. Terdapat roda-roda di sekeliling masing-masing cincin itu, yang berputar secara bebas mengelilingi cincin-cincin itu –umumnya terdapat 12 buah untuk cincin pertama, 22 buah pada cincin berikutnya, dan 32 buah pada cincin terluar. Di sekeliling roda-roda luar, terdapat kumparan yang dihubungkan dengan bermacam-macam konfigurasi untuk menyediakan arus listrik bolak-balik (AC) maupun arus listrik searah (DC).

SEG adalah generator bebas-energi, sebuah alat yang mengumpulkan energi tanpa menggunakan bahan bakar minyak. Saat roda-roda SEG didekatkan kepada cincin SEG, Medan magnet resonansi Searl Effect menyebabkan ion-ion negatif dan elektron dari lingkungan sekitar akan tertarik ke dalamnya dan diberi percepatan melalui mesin itu. Proses ini dibantu oleh neodymium, logam penarik-elektron yang langka. Pengaturan mekanis dan materi yang unik dari SEG, menggetarkan neodymium agar secara berkesinambungan dan menggantikan surplus elektron, menyediakan daya listrik atau daya mekanis, atau keduanya.

Setelah membuat SEG pertama, Searl mempertunjukkan mesin itu kepada seorang teman lama dari Wales. Dengan segera piringan serta roda generator itu mulai bergerak dengan cepat, sampai akhirnya mencapai titik dimana alat tersebut mengatasi gaya gravitasi dan terbang ke atas menembus atap! Penerbangan SEG itu sama sekali di luar perkiraan dan membakar semangat temannya itu sehingga ia mensponsori Searl untuk membuat alat itu lebih banyak.

John mulai melakukan uji coba kemampuan terbang mesin tersebut, dan ia “kehilangan” banyak mesin selama proses uji coba itu. Selanjutnya, dengan memasang mesin itu secara kuat di lantai, John ingin menyalurkan hasil energi SEG menjadi daya yang dapat dipergunakan, yang kemudian menyediakan daya listrik untuk rumahnya. Di tahun 1965, Searl telah membuat dan menerbangkan piringan terapung, atau Inverse Gravity Vehicles (IGVs) (Kendaraan Penolak Gravitasi), yang menerapkan teknologi SEG. IGV dapat dibuat dalam berbagai ukuran dan dapat melakukan perjalanan dari Inggris ke Jepang dalam waktu 30 menit dengan kecepatan lebih dari 19.000 km/jam! Piringan itu sendiri juga adalah produk yang ramah lingkungan. 

Apapun yang bisa dijalankan dengan listrik bisa dijalankan oleh SEG; tanpa polusi dan tanpa menggunakan bahan bakar sebagaimana yang kita ketahui. Jika kita memakai teknologi beliau yang luar biasa itu, maka persembahan Profesor Searl kepada dunia akan mengakibatkan sedikit polusi hingga tanpa polusi. Selain itu langit akan semakin bersih, aliran air akan semakin murni, dan alam akan tumbuh kembali secara berlimpah. Kita juga akan memiliki perjalanan di bumi yang lebih cepat dan efisien; perjalanan udara dan angkasa yang lebih aman serta terjangkau; lebih sedikit alergi dan penyakit, penyembuhan dan pemulihan yang lebih cepat, serta banyak manfaat lainnya.

Saat ini, Prof. Dr. Searl memiliki kantor pusat di Thailand yang memiliki perkembangan yang mantap dalam memproduksi SEG. Meskipun SEG maupun IVG belum siap untuk diluncurkan kepada masyarakat umum, tetapi ia berkata, “Saya bekerja dalam suatu proyek yang menciptakan suatu dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia, tak peduli apapun.” ungkapnya. (BAS/antimateri)

17 CABANG BIOLOGI YANG PATUT DIKETAHUI


Biologi adalah cabang keilmuan yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Istilah biologi berasal dari kata Yunani : bios (hidup) dan logo (ilmu). Biologi bukan merupakan satu cabang keilmuan tunggal. Seiring waku, akibat cakupan yang luas serta dibutuhkannya spesialisasi, berbagai cabang biologi turut terbentuk.

Cabang-cabang Biologi
Berikut adalah cabang-cabang biologi yang perlu Anda ketahui : 
1. Botani 
Botani berkonsentrasi pada upaya mempelajari tumbuhan. Cabang keilmuan ini mencakup semua aspek tentang tumbuhan seperti klasifikasi, pertumbuhan, reproduksi, penyakit, dan aspek lainnya.

2. Zoologi 
Zoologi berfokus pada upaya mempelajari hewan. Zoologi memiliki berbagai sub-cabang yang mempelajari jenis hewan yang berbeda. Misal, mamalogi adalah sub-cabang zoologi yang mempelajari mamalia.

3. Mikrobiologi 
Nama ‘mikrobiologi’ menunjukkan spesialisasi bidang keilmuan ini yang berfokus pada mikroba dan interaksinya dengan makhluk hidup lain.

4. Biokimia 
Dalam organisme hidup, reaksi kimia amat penting untuk kelangsungan berbagai proses tubuh. Upaya mempelajari hal tersebut tercakup dalam biokimia.

5. Fisiologi 
Fisiologi didefinisikan sebagai studi tentang organisme hidup, khususnya yang berhubungan dengan organ internal dan proses yang berkaitan dengan fungsinya secara keseluruhan.

6. Bioteknologi 
Bioteknologi termasuk cabang baru dalam biologi, yang berkaitan dengan penggunaan mikroorganisme untuk kesejahteraan atau kepentingan umat manusia.

7. Mikologi 
Menurut taksonomi modern, jamur bukan termasuk dalam tanaman atau binatang. Mikologi adalah cabang biologi yang khusus mempelajari jamur.

8. Entomologi 
Entomologi secara eksklusif merupakan cabang biologi yang mempelajari serangga. Cakupan entomologi meliputi taksonomi, fitur, adaptasi, peran, dan perilaku serangga.

9. Ekologi 
Ekologi digunakan untuk mempelajari hubungan antara mahluk hidup (hewan dan tumbuhan) dan lingkungannya.

10. Anatomi 
Anatomi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur tubuh, organ internal, dan fungsi organ pada hewan maupun tumbuhan.

11. Biologi Perkembangan 
Seperti namanya, biologi perkembangan berurusan dengan berbagai tahapan pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

12. Kriobiologi 
Kriobiologi mempelajari kaitan antara suhu sangat rendah dengan kondisi sel hidup dan organisme secara keseluruhan.

13. Sitologi dan Biologi Molekuler 
Sitologi mempelajari struktur, fungsi, bagian, dan kelainan sel. Sedangkan biologi molekuler mempelajari organisme pada tingkat molekuler.

14. Genetika 
Genetika merujuk pada cabang biologi yang berfokus pada gen, faktor keturunan, dan atribut lain yang membuat organisme bervariasi satu sama lain.

15. Biologi Evolusi 
Organisme pada saat ini telah melalui proses panjang yang disebut evolusi. Biologi evolusi merupakan cabang biologi yang berfokus pada evolusi spesies.

16. Etologi 
Etologi merupakan sub-cabang zoologi yang mempelajari adaptasi perilaku hewan, khususnya di habitat aslinya.

17. Bioinformatika 
Bioinformatika pada dasarnya berhubungan dengan studi genom dan aplikasi pengolahan data, pengetahuan komputasi, serta aplikasi statistik. (BAS-Vey/amazine.co)

Jumat, 24 Mei 2013

Pembangkit listrik tenaga air yang membelah tengah kota


1369215200472689137
PLTA Muehlenplatz di Luzern. Swiss (dok pribadi)
Pembangkit listrik tenaga air yang membelah tengah kota dapat ditemui di kota-kota di Swiss, diantaranya bisa dilihat di kota Bern dan Luzern. Pembangkit listrik di sungai Aare, Bern dan sungai Reuss, Luzern sama sekali tidak merusak pemandangan dan bahkan menjadi atraksi turis yang berlalulalang. Aliran sungai yang diatur sedemikian rupa sehingga terlihat di beberapa tempat lebih deras dari tempat lainnya adalah ciri aliran air yang dimanfaatkan gerak mekaniknya untuk menghasilkan listrik. Foto di bawah adalah PLTA Mühlenplatz di Luzern Swiss, yang dibangun tahun 1998 dengan kapasitas 500 kW menggunakan sistem turbin Kaplan.
13692151592034316892
PLTA Muehlenplatz di Luzern, Swiss (dok pribadi)
13692152411848277299
PLTA Muehlenplatz di Luzern, Swiss (dok pribadi)
Swiss sebetulnya bukan negara terbesar penghasil listrik dari tenaga air, Norwegia dalam hal ini lebih hebat lagi, negara kaya Fjord atau tebing batu curam di Eropa Utara ini, 95,2% listrik dalam negerinya dihasilkan dari PLTA dengan total kapasitas 29.969 MW [1]. Orang Norwegia karena itu sangat bangga akan kebersihan listrik mereka dan tentu saja sering kesal atas emisi CO2 yang dihasilkan negara-negara di Selatannya bila angin di Eropa bertiup dari Selatan ke Utara.
Selain Norwegia, Brasil hampir 71% listrik dalam negrinya dihasilkan oleh PLTA dengan total kapasitas 81.430 MW ]2]. Di Eropa selain Norwegia Swiss dan Austria dua negara bertetangga ini hampir 56% [3] dan 70% kebutuhan listrik dalam negerinyanya dipenuhi olen PLTA. Swiss sebetulnya hampir lebih dari seabad yang lalu sudah mampu menghasilkan listrik dari tenaga air, bahkan sampai tahun 1970-an hampir 90% listrik Swiss berasal dari PLTA. Namun dengan meningkatnya kebutuhan listrik, tahun 1969 Swiss membangun PLTN pertamanya di Beznau 1, maka dominasi PLTA dalam keseluruhan produksi listrik Swiss menjadi 56% saja.
Namun secara internasional, produksi listrik yang berasal dari tenaga air terbesar dihasilkan oleh Cina (kapasitas PLTA terinstalasi 236 GW [6]), diikuti Brasilia lalu Kanada, USA, Rusia, India baru Norwegia [4] seperti terlihat dalam diagram di bawah ini. PLTA terbesar di dunia ada di Three Gorges Dam di Cina dengan kapasitas terinstalasi 22.500 MW. Indonesia hanya menyumbang 0,4 % bagian dari listrik yang berasal dari Pembangkit Tenaga Air dunia. Padahal potensi tenaga air Indonesia yang belum termanfaatkan menurut ketua umum Asosiasi Tenaga Air Indonesia ATAINDO [5] sekitar 12.800 MW.
1369212750589683427
dok pribadi dengan data dari BP statistical review
Sejarah PLTA
Konon, para ahli sejarah mengatakan bahwa pemanfaatan tenaga air ini sudah terjadi sejak 5000 tahun yang lalu di Cina. Peradaban kuno di Nil, Tigris, bangsa Romawi dan Yunani pun sudah banyak memanfaatkan gaya mekanik air untuk meringankan pekerjaan pengairan di ladang dan pekerjaan lainnya. Namun pemanfaatan air untuk membangkitkan listrik baru terjadi setelah Werner von Siemens tahun 1866 berhasil menemukan generator elektrodinamik.
Pembangkit listrik tenaga air pertama dibuat tahun 1880 di Inggris dan diikuti tahun 1896 dibangun pembangkit listrik tenaga air terbesar pada zaman itu di air terjun Niagara. Sedangkan di Swiss pembangunan PLTA dimulai tahun 1892. Dan di Indonesia PLTA tertua rata-rata dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di awal tahun 1900-an dan mulai beroperasi tahun 1923 seperti PLTA Plengan di lereng gunung Tilu, Pangalengan kabupaten Bandung dan PLTA Tes di desa Turan Giring Bengkulu.
Tipe PLTA
Tipe PLTA ini sangat beragam dan sulit ditarik garis yang jelas. Namun secara umum, tipe PLTA ini dibedakan berdasarkan :
  1. Ketinggian jatuh air

  2. Pembagian beban listrik

  3. Kapasitas listrik

  4. Topografi

  5. Cara pengoperasian
Namun, untuk lebih mudah lagi sekarang ini bisa dibedakan dalam 5 jenis:
  1. PLTA tipe konvensional dengan bendungan biasanya kapasitasnya di atas 10 MW
  2. PLTA skala kecil sampai 10 MW
  3. PLT Mikrohidro, biasanya memiliki kapasitas antara 5 kW sampai 100 kW di bawah itu ada yang menamai dengan PLT Pikohidro.
  4. PLTA sistem run-off-river atau sistem alir sungai, tanpa kemungkinan menyimpan air
  5. PLTA sistem pompa, di mana air cadangan baru dipompa bila dibutuhkan

Di Swiss hampir 47% PLTA nya tipe run-off-river tanpa penyimpan air, 49% dengan bendungan dan 4% dengan sistem pompa [3]. Pemerintah Swiss berencana tidak menambah pembangunan PLTN dan lambat laun mengurangi PLTN, namun karena potensi air untuk menjadi PLTAnya sudah hampir termanfaatkan semua, mereka mulai berkonsentrasi untuk meningkatkan efisiensi konsumsi energi dengan teknologi konservasi energi yang optimal. (ACJP)
Sumber :
  1. http://www.ssb.no/en/elektrisitetaar
  2. http://www.brasil.gov.br/energia-en/power-sector/generation
  3. http://www.swissworld.org/de/wirtschaft/energiewirtschaft/erneuerbare_energien/wasserkraft/
  4. http://www.bp.com/liveassets/bp_internet/globalbp/globalbp_uk_english/reports_and_publications/statistical_energy_review_2011/STAGING/local_assets/pdf/statistical_review_of_world_energy_full_report_2012.pdf
  5. http://finance.detik.com/read/2013/05/13/184012/2244696/1034/bangun-plta-banyak-birokrasi-pengusaha-bikin-asosiasi
  6. http://www.eia.gov/countries/cab.cfm?fips=CH

Selasa, 11 Desember 2012

Latar Belakang Sejarah dan Teknologi Pembelajaran


Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.
Adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) sebagaimana tampak dalam gambar 1 berikut ini :
Kerucut Dale
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale
Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran
Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audiovisual. Kerucut Pengalaman Dale telah menyatukan teori pendidikan John Dewey (salah satu tokoh aliran progresivisme) dengan gagasan – gagasan dalam bidang psikologi yang tengah populer pada masa itu.
Sedangkan, James Finn seorang mahasiswa tingkat doktoral dari Edgar Dale berjasa dalam mengusulkan bidang komunikasi audio-visual menjadi Teknologi Pembelajaran yang kemudian berkembang hingga saat ini menjadi suatu profesi tersendiri, dengan didukung oleh penelitian, teori dan teknik tersendiri. Gagasan Finn mengenai terintegrasinya sistem dan proses mampu mencakup dan memperluas gagasan Edgar Dale tentang keterkaitan antara bahan dengan proses pembelajaran..
Definisi Teknologi Pembelajaran
Rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
“ Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.”
Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”
“Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”
Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus.
Definisi Silber 1970
“Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran.
Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
“Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau “media”, sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.
Definisi AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
“Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut”.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.
Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.
Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.
Definisi AECT 1994
“ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”
Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses “metamorfosa” menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.

Selasa, 04 Desember 2012

Hidup Sederhana


Islam mengajarkan kita agar hidup sederhana. Dengan hidup sederhana, kita selalu akan merasa cukup, bahagia, dan bersyukur kepada Allah. Sebaliknya Allah melarang kita untuk hidup mewah dan boros.
”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [At Takatsuur:1]
”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]
Allah menyebut orang-orang yang mewah sebagai lalai dan masuk neraka. Allah menyebut orang-orang yang boros dan menghamburkan harta untuk kepentingan pribadi secara berlebihan sebagai “SAUDARA SETAN”. Mengapa? Ini karena orang yang boros biasanya akan berlaku zalim. Meski pendapatan besar, karena boros, dia akan selalu merasa kurang. Dia akan mencuri, merampok, korupsi dan sebagainya untuk membiayai gaya hidupnya yang boros itu.
Tak heran jika ada satu pejabat yang lembaganya dikenal sebagai satu lembaga terkorup berkata: “Siapa sih yang gajinya cukup untuk hidup?” Begitu katanya. Padahal selain punya rumah dan mobil mewah, pejabat itu juga punya sepeda motor Harley Davidson yang amat mahal.
Sebaliknya, seorang poisi yang jujur, pak Bibit berkata: “Besar kecil gaji itu relatif. Kalau kita makan di restoran hotel, seminggu juga sudah habis. Tapi kalau sekedar makan nasi kecap dengan lauk tempe, 2 bulan juga masih cukup”. Jadi hiduplah sederhana. Belajar bersikap Zuhud (tidak tamak pada dunia) dan Qana’ah (merasa cukup atas apa yang ada).
Inilah kesederhanaan Nabi. Jika mau, beliau bisa hidup mewah seperti Kaisar Romawi dan Kisra Persia. Tapi beliau tidak mau melakukan itu. Sebagian besar hartanya diberikan untuk ummatnya. Ulama sbg Pewaris Nabi harusnya mewarisi sikap Nabi seperti ini:
Dari Abu Musaal-Asy’ari r.a., katanya: “Aisyah ra mengeluarkan untuk kita -maksudnya agar kita dapat melihatnya- sebuah baju dan sarung kasar, lalu ia berkata: “Rasulullah s.a.w. dicabut ruhnya sewaktu mengenakan kedua pakaian ini.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ya Allah, jadikanlah rezeki keluarga Muhammad ini makanan sekadar menutup kelaparan.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas r.a., katanya: “Nabi s.a.w. itu tidak pernah makan di atas meja sehingga beliau wafat, juga tidak pernah makan roti yang diperhaluskan buatannya sehingga beliau wafat.” (Riwayat Bukhari)
Dari Aisyah ra, katanya: “Tidak pernah kenyang keluarga Muhammad s.a.w. itu dari roti gandum selama dua hari terus menerus, keadaan sedemikian ini sampai beliau s.a.w. dicabut ruhnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Selama 2 bulan dapur keluarga Nabi Muhammad tidak “ngebul”. Cuma makan kurma dan air belaka…
Dari Urwah dari Aisyah ra, bahwasanya Aisyah pernah berkata: “Demi Allah, hai anak saudaraku, sesungguhnya kita melihat ke bulan sabit, kemudian timbul pula bulan sabit, kemudian timbul pula bulan sabit. Jadi tiga bulan sabit yang berarti dalam dua bulan lamanya, sedang di rumah-rumah keluarga Rasulullah s.a.w. tidak pernah ada nyala api.” Saya -yakni Urwah- berkata: “Hai bibi, maka apakah yang dapat menghidupkan Anda sekalian?” Aisyah ra menjawab: “Dua benda hitam, yaitu kurma dan air belaka, hanya saja Rasulullah s.a.w. mempunyai beberapa tetangga dari kaum Anshar, mereka itu mempunyai beberapa ekor unta manihah, lalu mereka kirimkanlah air susunya itu kepada Rasulullah s.a.w. kemudian memberikan minuman itu kepada kita.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Said al-Maqburi dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia berjalan melalui kaum yang di hadapan mereka itu ada seekor kambing yang sedang dipanggang. Mereka memanggilnya, tetapi ia enggan untuk ikut memakannya dan ia berkata: “Rasulullah s.a.w. keluar dari dunia -yakni wafat- dan tidak pernah kenyang dari roti gandum.” (Riwayat Bukhari)
Dari an-Nu’man bin Basyir ra, katanya: “Sungguh-sungguh saya pernah melihat Nabimu s.a.w. dan beliau tidak mendapatkan kurma bermutu rendahpun yang dapat digunakan untuk mengisi perutnya.” (Riwayat Muslim) Daqal adalah kurma yang bermutu rendah.
Dari Sahal bin Sa’ad r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. tidak pernah melihat roti putih sama sekali sejak beliau di utus oleh Allah Ta’ala sehingga dicabut ruhnya oleh Allah Ta’ala. Kepada Sahal ini ditanyakan: “Apakah di zaman Rasulullah s.a.w. itu engkau semua tidak mempunyai alat pengayak?” Ia menjawab: “Rasulullah s.a.w. tidak pernah melihat alat pengayak itu sejak beliau diutus oleh Allah Ta’ala sehingga dicabut ruhnya oleh Allah Ta’ala.” Kepadanya ditanyakan lagi: “Bagaimana caranya engkau semua makan gandum kalau tidak diayak?” Ia menjawab: “Kita semua menumbuknya dan meniupkannya, kemudian beterbanganlah benda-benda yang dapat terbang daripadanya itu lalu mana yang tertinggal, maka itulah yang kami basahi untuk dijadikan adukan tepung -untuk membuat roti.” (Riwayat Bukhari) Ucapannya Annaqi dengan fathahnya nun dan kasrahnya qaf serta syaddahnya ya’ yaitu roti yang berwarna putih dan itulah yang disebut darmak. Tsarrainahu dengan tsa’ mutsallatsah kemudian ra’ musyaddadah lalu ya’ mutsannat di bawahnya, lalu nun, artinya kita basahi dan kita jadikan adukan tepung -guna membuat roti.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. pada suatu hari atau suatu malam keluar, kemudian tiba-tiba bertemu dengan Abu Bakar dan Umar ra, lalu beliau bertanya: “Apakah yang menyebabkan engkau berdua keluar ini?” Keduanya menjawab: “Karena lapar ya Rasulullah.” Beliau lalu bersabda: “Adapun saya, demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya yang menyebabkan saya keluar ini adalah sesuatu yang juga menyebabkan engkau berdua keluar itu -yakni sama-sama lapar-, Ayolah pergi.” Keduanya pergi bersama beliau s.a.w., lalu mendatangi seorang lelaki dari kaum Anshar, tiba-tiba lelaki itu tidak sedang di rumahnya. Ketika istrinya melihat Nabi s.a.w., lalu berkata: Marhaban wa ahlan. Selamat datang di rumah ini dan harap mendapatkan keluarga yang baik. Rasulullah s.a.w. lalu bertanya: “Di mana Fulan -suamimu?” Istrinya menjawab: “Ia pergi mencari air tawar untuk kita.” Tiba-tiba di saat itu orang Anshar -suaminya itu- datang. Ia melihat kepada Rasulullah s.a.w. dan kedua orang sahabatnya, kemudian berkata: “Alhamdulillah. Tiada seorangpun yang pada hari ini mempunyai tamu-tamu yang lebih mulia daripada saya sendiri. Orang itu lalu pergi kemudian datang lagi menemui tamu-tamunya itu dengan membawa sebuah batang kurma -berlobang- berisikan kurma berwarna, kurma kering dan kurma basah. Iapun berkata: “Silahkanlah makan.” Selanjutnya ia mengambil pisau, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jangan menyembelih yang mengandung air susu.” Orang Anshar itu lalu menyembelih untuk tamu-tamunya itu, kemudian mereka makan kambing itu, juga kurma dari batang kurma tadi serta minum pulalah mereka. Setelah semuanya itu kenyang dan segar -tidak kehausan- lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya engkau semua akan ditanya dari kenikmatan yang engkau semua rasakan ini pada hari kiamat. Engkau semua dikeluarkan dari rumahmu oleh kelaparan. Kemudian engkau semua tidak kembali sehingga engkau semua memperoleh kenikmatan ini.” (Riwayat Muslim) Ucapannya yasta’dzibu artinya mencari air tawar dan itulah air yang bagus. Al-’izdqu dengan kasrahnya ‘ain dan sukunnya dzal mu’jamah, yaitu batang atau dahan -kurma dan lain-lain. Almudyatu dengan dhammahnya mim atau boleh pula dikasrahkan, yaitu pisau. Alhalub ialah binatang yang berisikan susu dalam teteknya. Pertanyaan mengenai kenikmatan ini adalah pertanyaan tentang banyak jumlahnya kenikmatan, bukan pertanyaan sebagai olok-olok dan penyiksaan. Wallahu a’lam. Adapun orang Anshar yang didatangi oleh Rasulullah s.a.w. serta kedua orang sahabatnya itu ialah Abul Haitsam bin at-Taihan. Demikianlah dalam sebuah Hadis yang dijelaskan menurut riwayat Tirmidzi dan lain-lain.
Dari Sa’ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: “Sesungguhnya saya itu pertama-tama orang Arab yang melempar dengan panahnya -untuk- fisabilillah. Kita semua waktu itu berperang beserta Rasulullah s.a.w. dan kita tidak mempunyai makanan sedikitpun melainkan daun pohon hublah dan daun pohon samurini, sehingga seorang dari kita itu sesungguhnya mengeluarkan kotoran besar sebagaimana keadaan kambing kalau mengeluarkan kotoran besarnya dan tidak dapat bercampur dengan lainnya -yakni bulat-bulat serta kering, karena tidak ada yang dimakan.” (Muttafaq ‘alaih) Alhublah dengan dhammahnya ha’ dan sukunnya ba’ muwah-hadah, juga samur adalah dua macam pohon-pohonan yang terkenal di daerah badiah yakni tanah Arab bagian pedalaman.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Demi Zat yang tiada Tuhan melainkan Dia, sesungguhnya bahwa saya menyandarkan hatiku ke bumi karena kelaparan dan sesungguhnya pula bahwa saya mengikatkan batu pada perut saya karena kelaparan. Sebenarnya saya pernah duduk-duduk pada suatu hari di jalanan orang-orang yang sama keluar melalui jalanan itu -untuk mencari nafkahnya masing-masing. Kemudian Nabi s.a.w. berjalan melalui tempat saya dan beliau tersenyum ketika melihat saya, karena mengetahui keadaan dan hal ihwal yang ada dalam wajahku dan diriku, kemudian beliau bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi: “Mari ikut,” dan beliau terus berlalu dan saya mengikutinya. Selanjutnya beliau masuklah di rumah keluarganya, saya mohon izin lalu beliau mengizinkan masuk untukku. Sayapun masuklah, di situ beliau menemukan susu dalam gelas. Beliau bertanya: “Dari manakah susu ini?” Keluarganya berkata: “Fulan atau Fulanah itu menghadiahkan untuk Tuan.” Beliau bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda pula: “Susullah para ahlush shuffah, lalu panggillah mereka untuk datang padaku.” Abu Hurairah berkata: “Ahlush shuffah itu adalah merupakan tamu-tamu Islam, karena tidak bertempat pada sesuatu keluarga, tidak pula berharta dan tidak berkerabat pada seorangpun. Jikalau ada sedekah -zakat- yang datang pada Nabi s.a.w. lalu sedekah -atau zakat- itu dikirimkan semuanya oleh beliau kepada mereka itu dan beliau sendiri tidak mengambil sedikitpun daripadanya, tetapi kalau beliau menerima hadiah, maka dikirimkanlah kepada orang-orang itu dan beliau sendiri mengambil sebagian daripadanya. Jadi beliau bersama-sama dengan para ahlush shuffah itu untuk menggunakannya.” Perintah Nabi s.a.w. memanggil ahlush shuffah itu tidak mengenakkan hati saya dan oleh sebab itu saya berkata: “Apa hubungannya susu ini untuk diberikan -kepada- ahlush shuffah. Saya adalah lebih berhak untuk memperoleh susu ini dengan sekali minuman saja, agar saya dapat merasa kuat tubuhku.” Kemudian, jikalau orang-orang itu datang, Nabi s.a.w. tentu menyuruh saya agar saya memberikan itu kepada mereka. Barangkali tidak akan dapat sampai padaku -yakni bahwa saya tidak memperoleh bagian- susu itu, tetapi juga tidak ada jalan lain kecuali mentaati Allah dan mentaati RasulNya s.a.w. Oleh karena itu mereka saya datangi dan saya panggillah semuanya. Mereka menghadap dan meminta izin, lalu Nabi s.a.w. mengizinkan mereka masuk, juga sama mengambil tempat duduk sendiri-sendiri dalam rumah. Beliau lalu bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi: “Ambillah susu itu dan berikanlah kepada mereka.” Abu Hurairah berkata: “Saya lalu mengambil gelas, kemudian saya berikan pada seorang dulu. Ia minum sampai kenyang minumnya lalu gelas dikembalikan. Seterusnya saya berikan kepada yang lain, ia pun minumlah sampai kenyang pula minumnya, lalu dikembalikanlah gelasnya, sehingga akhirnya sampai giliran saya memberikan itu kepada Nabi s.a.w., sedang orang-orang ahlush shuffah itu sudah puas minum semuanya. Beliau s.a.w. mengambil gelas lalu diletakkan di tangannya, kemudian beliau melihat saya dan tersenyum, kemudian bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda pula: “Sekarang tinggallah saya dan engkau -yang belum minum.” Saya menjawab: “Benar Tuan, ya Rasulullah.” Beliau bersabda: “Duduklah dan minumlah.” Saya pun duduklah lalu saya minum. Beliau bersabda lagi: “Minumlah lagi.” Sayapun minumlah. Beliau tidak henti-hentinya bersabda: “Minumlah lagi,” sehingga saya berkata: “Tidak, demi Allah yang mengutus Tuan dengan benar, saya sudah tidak mendapatkan jalan lagi untuk minum itu -artinya sudah amat kenyang minumnya itu. Setelah itu beliau bersabda: “Kalau begitu, berikanlah saya gelas itu.” Gelaspun saya berikan, kemudian beliau memuji kepada Allah Ta’ala dan membaca bismillah di permulaan minumnya lalu beliau minumlah sisanya itu.” (Riwayat Bukhari)
Dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Sesungguhnya saya pernah mengalami diriku bahwa saya jatuh tersungkur antara mimbarnya Rasulullah s.a.w. dengan biliknya Aisyah ra sampai tidak sadarkan diri. Kemudian datanglah padaku seorang yang datang, lalu ia meletakkan kakinya di atas leher saya dan ia menyangka bahwa sesungguhnya saya adalah orang gila, padahal saya tidaklah kejangkitan penyakit gila, tetapi jatuh saya tadi hanyalah karena kelaparan.” (Riwayat Bukhari)
Dari Aisyah ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. wafat sedang baju besinya sedang digadaikan pada seorang Yahudi dengan nilai tiga puluh sha’ -gantang- dari gandum.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas r.a., katanya: “Nabi s.a.w. menggadaikan baju besinya dengan gandum dan saya berjalan ke tempat Nabi s.a.w. dengan membawa roti gandum dan lemak cair yang sudah berubah keadaannya. Sungguh-sungguh saya mendengar beliau s.a.w. bersabda: “Tiada sesuatupun pada pagi-pagi ini melainkan hanya segantang untuk para keluarga Muhammad dan tidak ada untuk sore harinya nanti kecuali segantang pula.” Padahal seluruh keluarganya itu adalah sembilan rumah.” (Riwayat Bukhari)
Dari Aisyah ra, katanya: “Hamparan Rasulullah s.a.w. itu terbuat dari kulit dan isinya adalah sabut.” (Riwayat Bukhari)
Dari Imran bin al-Hushain ra dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sebaik-baik engkau sekalian adalah orang-orang yang sekurun -semasa- denganku, kemudian yang mengikutinya -yang datang sesudahnya- kemudian orang-orang yang mengikutnya.” Imran berkata: “Saya tidak tahu, adakah Nabi s.a.w. mengucapkannya itu dua atau tiga kali.” Nabi s.a.w. selanjutnya menyabdakan: “Kemudian akan datanglah sesudah mereka itu sesuatu kaum yang menjadi saksi, tetapi tidak dapat dipercaya kesaksiannya. Mereka juga berkhianat dan tidak dapat dipercaya amanatnya, demikian pula mereka bernazar, tetapi tidak suka memenuhi nazarnya dan tampaklah kegemukan dalam tubuh mereka. -yakni gemuk yang disebabkan karena terlampau banyak makan, minum dan bersenang-senang dan bukan gemuk karena kejadiannya memang gemuk.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Umamah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hai anak Adam, sesungguhnya jikalau engkau memberikan apa-apa yang kelebihan padamu, sebenarnya hal itu adalah lebih baik untukmu dan jikalau engkau tahan -tidak engkau berikan kepada siapapun, maka hal itu adalah menjadikan keburukan untukmu. Engkau tidak akan tercela karena adanya kecukupan -maksudnya menurut syariat engkau tidak akan dianggap salah, jikalau kehidupanmu itu dalam keadaan yang cukup dan tidak berlebih-lebihan. Lagi pula mulailah -dalam membelanjakan nafkah- kepada orang yang wajib engkau nafkahi.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Ubaidullah bin Mihshan al-Anshari al-Khathmi r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa diantara engkau semua telah merasa aman -dari musuhnya- dalam dirinya, sehat dalam tubuhnya, memiliki keperluan hidup -makan, minum, obat dan apa-apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya- pada hari itu, maka ia telah dikaruniai dunia dengan keseluruhan isinya.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash ra bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sungguh berbahagialah orang yang masuk Agama Islam serta diberi rezeki cukup dan diberi sifat qana’ah -suka menerima- dengan apa-apa yang telah dikaruniakan oleh Allah.” (Riwayat Muslim)
Dari Abu Muhammad yaitu Fadhalah bin Ubaid al-Anshari r.a. bahwasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Untung besarlah kehidupan seorang yang telah dikarunia petunjuk untuk memasuki Agama Islam, sedang hidupnya itu adalah dalam keadaan cukup dan pula ia bersifat qana’ah -suka menerima.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Dari Ibnu Abbas ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. dalam beberapa malam yang berturut-turut itu bermalam dalam keadaan terlipat -maksudnya terlipat perutnya karena lapar, sedang para keluarganya tidak mendapatkan sesuatu untuk makan malam, juga sebagian banyak roti yang dimakan itu adalah roti terbuat dari gandum.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Abu Karimah, yaitu al-Miqdad bin Ma’dikariba r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidaklah seorang memenuhi sesuatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah sebenarnya seorang itu makan beberapa suapan yang dapat mendirikan -menguatkan- tulang rusuknya. Maka jikalau makanan itu harus diisikannya, maka sepertiga hendaklah untuk makanannya dan sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk pernafasannya.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Dari Abu Umamah, yaitu Iyas bin Tsa’laba al-Anshari al-Harits r.a., katanya: “Para sahabat Rasulullah s.a.w. pada suatu hari menyebut-nyebutkan di sisi beliau itu tentang hal dunia -yakni perihal kesenangan, kekayaan dan lain-lain. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidakkah engkau semua mendengar, tidakkah engkau semua mendengar bahwa badzadzah itu termasuk keimanan, bahwa badzadzah itu termasuk keimanan.” Yakni taqahhul. (Riwayat Abu Dawud) Albadzadzah dengan ba’ muwahhadah dan dua dzal yang mu’jamah artinya ialah keadaan yang serba kusut dan meninggalkan pakaian yang indah-indah. Adapun taqahhul, dengan qaf dan ha’ maka para ahli Lughat mengatakan bahwa orang yang bertaqahhul ialah orang yang kering kulitnya karena keadaan hidupnya yang serba kasar dan meninggalkan kemewahan dalam segala hal.
Dari Abu Abdillah bin Jabir bin Abdullah ra, katanya: “Kita dikirimkan oleh Rasulullah s.a.w. -ke medan peperangan- dan mengangkat Abu Ubaidah r.a. sebagai amir -panglima- untuk memimpin kita, guna menemui kafilah orang-orang Quraisy. Kita semua membawa bekal sebuah tempat berisi kurma dan kita tidak menemukan selain itu. Abu Ubaidah memberikan kita sekurma demi sekurma. Kepada kita ditanyakan -oleh orang lain: “Bagaimanakah engkau semua berbuat dengan sebiji kurma itu.” Jawabnya: “Kita mengisapnya sebagaimana seorang anak bayi mengisap tetek. Kemudian kita minum air setelah itu. Keadaan sedemikian ini mencukupi kita untuk sehari itu sampai malam. Kita juga memukul daun-daunan dengan tongkat-tongkat kita, lalu kita basahi dengan air, kemudian kita makanlah itu. Seterusnya kita berangkat ke pantai laut, lalu tampaklah di atas kita di pantai laut tadi, seolah-olah seperti tumpukan pasir yang besar, lalu kitapun mendatanginya. Tiba-tiba yang tampak itu adalah seekor binatang yang dinamakan ikan lodan -hiu. Abu Ubaidah lalu berkata: “Bangkai,” kemudian ia berkata lagi: “Oh tidak -maksud-nya tidak haram diambil dagingnya untuk dimakan-. Bahkan kita ini adalah utusan-utusan dari Rasulullah s.a.w. dan dalam berjuang fisabilillah. Engkau semua adalah dalam keadaan terpaksa. Maka dari itu makanlah olehmu semua.” Kita semua berdiam -sambil makan ikan tersebut- dalam waktu sebulan lamanya dan jumlah kita seluruhnya adalah tiga ratus orang, sehingga kita semuapun menjadi gemuklah. Sesungguhnya saya melihat bahwa kita semua menciduk dari lobang matanya itu dengan beberapa gayung akan minyaknya dan kita memotong daripadanya itu beberapa potongan daging sebesar lembu atau kira-kira selembu-selembu besarnya. Sungguh-sungguh Abu Ubaidah menyuruh seorang dari kita sebanyak tiga belas orang, diperintah olehnya supaya duduk dalam lobang matanya dan supaya mengambil tulang rusuknya, lalu ditegakkan dan dimuatkan pada unta yang terbesar yang ada beserta kita. Ia berjalan di bawahnya. Kita juga mengambil bekal dari dagingnya yang telah dikeringkan -dijadikan dendeng. Setelah kita semua datang di Madinah, kita mendatangi Rasulullah s.a.w., lalu kita ceritakanlah hal itu kepada beliau, lalu beliau bersabda: “Itu adalah rezeki yang dikeluarkan oleh Allah untukmu semua. Adakah engkau semua membawa sedikit dagingnya, supaya dapat memberikan sedekahnya untuk makanan kita?” Kita semua mengirimkan kepada Rasulullah s.a.w. sebagian dagingnya itu, kemudian beliau s.a.w. memakannya.” (Riwayat Muslim) Aljirab ialah wadah dari kulit yang sudah dapat dimaklumi. Lafaz ini dibaca dengan kasrahnya jim atau boleh pula dengan fathahnya, tetapi dengan kasrah adalah lebih fashih. Namashshuha dengan fathahnya mim. Alkhabath ialah daun-daunan dari pohon yang dikenal dan dimakan oleh unta. Alkatsib ialah timbunan dari pasir. Alwaqbu dengan fathahnya wawu dan saknahnya qaf dan sesudahnya itu ialah ba’ muwahhadah, ialah lobang mata. Alqilal ialah gayung. Aifidar dengan kasrahnya fa’ dan fathahnya dal yaitu beberapa potong. Rahala ba’ira yaitu memberikan beban pada unta. Alwasyaiq dengan syin mu’jamah dan qaf ialah daging yang dipotong-potong untuk dikeringkan. Wallahu a’lam.
Dari Asma’ binti Yazid ra, katanya: “Ujung lengan baju gamisnya Rasulullah s.a.w. itu adalah sampai di pergelangan tangan.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Ahmad Dinejad (Presiden Iran)
Dari Jabir r.a., katanya: “Sesungguhnya kita semua pada hari khandak -menggali tanah untuk perlindungan diri sebelum timbulnya peperangan dan peperangan di waktu itu disebut perang khandak, artinya parit-, kita semua menggali. Kemudian pada penggalian itu terhalang oleh adanya gumpaian tanah yang keras. Para sahabat sama-sama mendatangi Nabi s.a.w., lalu berkata: “Tanah keras ini menghalang-halangi untuk kelanjutan penggalian parit.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Saya akan turun.” Selanjutnya beliau s.a.w. terus berdiri, sedang perut beliau itu diikat di situ dengan sebuah batu -karena kelaparan. Kita semua memang sudah selama tiga hari itu tidak merasakan rasa makanan apapun. Nabi s.a.w. lalu mengambil cangkul, terus memukulnya, maka kembalilah tanah keras itu bagaikan tumpukan pasir yang hancur lebur. Kemudian saya berkata: “Ya Rasulullah, berilah saya izin untuk pulang ke rumah.” Seterusnya saya lalu berkata kepada istriku: “Saya telah melihat sesuatu dalam diri Nabi s.a.w. -yakni pengganjalan perut dengan batu itu- yang tidak dapat disabarkan lagi. Maka adakah engkau mempunyai sesuatu -yang dapat dimakan?” Istrinya menjawab: “Saya mempunyai gandum dan kambing perempuan. Kambing itu lalu saya sembelih, sedang istriku menumbuk gandum, sehingga dagingnya itu kita letakkan dalam periuk. Kemudian saya mendatangi Nabi s.a.w., sedangkan adukan makanan itu telah pecah -yakni sudah lumat dan halus- dan kuali yang ada diantara batu-batu itu telah hampir masak isinya. Saya berkata kepada beliau s.a.w.: “Saya mempunyai sedikit makanan ya Rasulullah, maka dari itu silakan Tuan berdiri -yakni pergi ke tempat saya- bersama seorang atau dua orang saja. Beliau bertanya: “Berapa banyaknya itu?” Saya menyebutkan sebagaimana adanya -yakni kambing dengan gandum yang cukup untuk beberapa orang saja. Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Banyak itu dan enak sekali, katakanlah kepada istrimu, janganlah diangkat dulu periuknya, juga jangan pula diambil roti itu dari dapur, sehingga saya datang nanti.” Seterusnya beliau s.a.w. bersabda: “Berdirilah engkau semua,” maka berdirilah semua kaum Muhajirin dan Anshar -yang ikut membuat parit-. Saya masuk kepada istriku lalu saya berkata: “Celaka ini. Nabi s.a.w. datang dengan semua kaum Muhajirin dan Anshar, jadi semua yang menyertainya.” Istrinya berkata: “Adakah beliau menanyakan banyaknya makanan?” Saya berkata: “Ya.” Seterusnya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Masuklah engkau sekalian dan jangan berjejal-jejalan.” Beliau s.a.w. mulai memotong roti dan diberikanlah pula di situ dagingnya dan selalu menutupi periuk dan dapur itu apabila beliau mengambil daripadanya dan mendekatkan kepada sahabat-sahabatnya itu, kemudian ditariklah kualinya itu -sesudah diambilkan isinya. Tidak henti-hentinya beliau s.a.w. memotong roti itu dan menciduk kuah sehingga sekalian sahabatnya itu kenyang semua dan masih ada pula sisanya dalam kuali. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: “Makanlah ini dan berikanlah hadiah -kepada orang-orang lain seperti tetangga, sebab sesungguhnya para manusia itu terkena bencana kelaparan-. (Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas r.a., katanya: “Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim: “Saya mendengar suara Rasulullah s.a.w. itu lemah sekali dan saya mengetahui bahwa beliau adalah dalam keadaan lapar. Maka dari itu, apakah engkau tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan?” Ummu Sulaim lalu mengeluarkan beberapa bulatan dari gandum, kemudian ia mengambil kerudungnya, kemudian ia melipatkan roti dengan sebagian kerudung tadi, lalu memasukkannya di bawah bajuku dan mengembalikannya padaku dengan sebagian lagi -maksudnya bahwa Ummu Sulaim itu melipat roti dengan sebagian kerudung dan dengan sebagiannya lagi dilipatkan untuk Anas-. Seterusnya Ummu Sulaim menyuruh saya -Anas- untuk menemui Rasulullah s.a.w., lalu saya pergi dan saya menemui Rasulullah s.a.w. sedang duduk di dalam masjid disertai oleh orang-orang banyak. Seterusnya lalu saya berdiri di muka orang-orang itu, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “Adakah engkau diutus oleh Abu Thalhah.” Saya menjawab: “Ya.” Beliau bersabda lagi: “Apakah untuk sesuatu makanan?” Saya menjawab: “Ya.” Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda kepada sahabat-sahabatnya yang ada di masjid: “Berdirilah engkau semua dan berangkatlah.” Saya juga berangkat mengikuti mereka itu, sehingga datanglah saya kepada Abu Thalhah, lalu saya memberitahukan padanya -bahwa Nabi s.a.w. mengajak orang banyak. Abu Thalhah berkata: “Hai Ummu Sulaim. Rasulullah s.a.w. telah datang dengan orang-orang banyak, sedangkan kita tidak mempunyai sesuatu untuk memberi makanan kepada mereka semuanya itu.” Istrinya berkata: “Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui itu.” Abu Thalhah lalu berangkat sehingga bertemu dengan Rasulullah s.a.w., kemudian berhadapanlah Rasulullah s.a.w. dengannya sehingga keduanya itu masuk rumah. Selanjutnya Rasulullah bersabda: “Bawa saya kemari apa yang engkau punyai, hai Ummu Sulaim.” Wanita itu datang dengan roti tersebut di atas, lalu Rasulullah s.a.w. menyuruh supaya dipotong-potongkan dan Ummu Sulaim memeraskan di atas roti itu suatu tempat berisi samin, maka itulah yang merupakan lauknya. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda sekehendak yang beliau sabdakan, selanjutnya lalu bersabda pula: “Izinkanlah masuk sepuluh orang.” Orang sepuluh itu diizinkan masuk lalu mereka semuanya makan sehingga kenyang, lalu keluarlah setelah itu. Seterusnya beliau bersabda lagi: “Izinkanlah masuk sepuluh orang lagi.” Orang sepuluh itu diizinkan lalu mereka makan sehingga kenyang kemudian keluarlah mereka itu pula. Beliau s.a.w. bersabda lagi: “Izinkanlah masuk sepuluh orang lagi.” Demikianlah sehingga seluruh kaum -yakni yang menyertai Nabi s.a.w. dari masjid- dapat makan sehingga kenyang semuanya, sedangkan jumlah kaum itu ada tujuh puluh atau delapan puluh orang.” (Muttafaq ‘alaih)
Nabi tidak mau memakai pakaian sutera meski beliau mampu:
Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. diberi hadiah sejenis pakaian luar dari sutera. Beliau memakainya untuk mendirikan salat. Ketika selesai salat, beliau segera menanggalkannya dengan keras seperti tidak menyukainya kemudian bersabda: Tidak pantas pakaian ini untuk orang-orang yang bertakwa. (Shahih Muslim No.3868)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra. berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mengenakan pakaian sutera di dunia, maka ia tidak akan memakainya di akhirat. (Shahih Muslim No.3866)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari Qatadah ia berkata: Kami bertanya kepada Anas bin Malik: Pakaian apakah yang paling disukai dan dikagumi Rasulullah saw.? Anas bin Malik ra. menjawab: Kain hibarah (pakaian bercorak terbuat dari kain katun). (Shahih Muslim No.3877)
Nabi juga membuang cincin emas yang dia pakai dan menggantinya dengan cincin perak yang lebih murah. Itu pun untuk keperluan stempel negara:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau melarang memakai cincin emas. (Shahih Muslim No.3896)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah saw. menyuruh untuk membuatkan cincin dari emas. Beliau meletakkan mata cincinnya pada bagian dalam telapak tangan bila beliau memakainya. Orang-orang pun berbuat serupa. Kemudian suatu ketika, beliau duduk di atas mimbar lalu mencopot cincin itu seraya bersabda: Aku pernah memakai cincin ini dan meletakkan mata cincinnya di bagian dalam. Lalu beliau membuang cincin itu dan bersabda: Demi Allah, aku tidak akan memakainya lagi untuk selamanya! Orang-orang juga ikut membuang cincin-cincin mereka. (Shahih Muslim No.3898)
Selain cincin perak, perhiasan lain yang menyerupai wanita seperti gelang, kalung, dan anting itu haram dipakai oleh lelaki.
Nabi melarang kita memakai emas dan perak untuk perabot rumah seperti gelas, bejana, atau kloset. Emas dan perak itu harus dipakai untuk kebaikan masyarakat. Bukan untuk sombong berlebih-lebihan!
Hadis riwayat Ummu Salamah ra., istri Nabi saw.:
Rasulullah saw. bersabda: Orang yang minum dengan wadah yang terbuat dari perak, sesungguhnya menggelegak dalam perutnya api neraka Jahanam. (Shahih Muslim No.3846)
Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.:
Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan pakaian sutera sebab pakaian sutera itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3849)
Nabi hidup sederhana. Meski demikian, tidak berarti negara Islam yang beliau pimpin jadi lemah. Justru segala harta itu sebagian besar dipakai untuk mensejahterakan rakyatnya, membiayai dakwah dan jihad sehingga kaum kafir Musyrik, Yahudi, Kerajaan Romawi, dan Kerajaan Persia tidak mampu menyerang Negara Islam. Sebaliknya, merekalah yang bertekuk lutut.


Sumber:
http://www.4shared.com/file/50008156/49789fb9/Riyadhus_Salihin__buku_1____Imam_Nawawi.html
http://www.4shared.com/file/50008127/713e39e8/Riyadhus_Salihin__buku2____Imam_Nawawi.html
Read more http:// media- islam.or.id/2012/10/16/hidup-sederhana-menurut-islam/