Pengertian
Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi (Wiederhold dalam Suyitno, 2004:37; dalam http://leeva-news.com/260/model-pembelajaran-creative-problem-solving-cps). Hal tersebut terjadi karena model pembelajaran problem solving memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memecahkan masalah matematika dengan strateginya sendiri. Salah satu pengembangan dari model pembelajaran ini adalah metode pembelajaran CPS.
Pembelajaran CPS merupakan suatu kegiatan yang didesain guru dalam rangka memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan. Fungsi guru adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahan masalah. Masalah yang diberikan kepada siswa harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan siswa. Masalah di luar jangkauan kemampuan siswa dapat menurunkan motivasi siswa.
Metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan (Karen dalam Cahyono, 2009: 3). Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan/permasalahan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, ketrampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Pepkin dalam Muslich M, 2007: 221).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaranCreative Problem Solving cocok digunakan dalam peningkatan kemampuan memecahkan masalah karena dalam metode pembelajaran ini pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan suatu masalah merupakan faktor yang penting dalam menyelesaikan masalah baru yang berbeda, disamping faktor minat siswa.
Langkah-langkah Creative Problem Solving
Adapun proses dari metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Klarifikasi masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan.
Brainstorming/ Pengungkapan pendapat
Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.
Evaluasi dan pemilihan
Pada tahap evaluasi dan pemilihan, setiap kelompok mendiskusikan pendapat atau strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah.
Implementasi
Pada tahap ini siswa menentukaan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan maslah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesian dari masalah tersebut (Pepkin dalam Muslich M, 2007: 221)
Tahapan-tahapan CPS yang dikemukakan di atas dapat melatih siswa untuk mengkomunikasikan ide matematisnya, berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, berpikir sistematis dan logis sesuai data/fakta yang tersedia serta dapat melatih siswa untuk saling berinteraksi satu sama lain.
Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Solso dalam Made Wena (2008: 56) yakni:
(1) identifikasi permasalahan,
(2) representasi permasalahan,
(3) perencanaan pemecahan,
(4) menerapkan/ mengimplementasikan perencanaan,
(5) menilai perencanaan, dan
(6) menilai hasil pemecahan.
Jika kedua pendapat tersebut dibandingkan, maka tidak ada perbedaan yang cukup signifikan.
Berdasarkan beberapa langkah di atas, maka implementasi Creative Problem Solving (CPS) dalam pembelajaran matematika terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, guru mengulas kembali materi sebelumnya sebagai prasyarat pada materi saat ini kemudian guru menjelaskan aturan main dalam pelaksanaan metode pembelajaran CPS serta memberi motivasi kepada siswa akan pentingnya pembahasan materi melalui pembelajaran CPS.
Kegiatan Inti
Siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan small discussion. Tiap kelompok terdiri atas 4-5 orang. Secara berkelompok, siswa memecahkan permasalahan yang disajikan sesuai dengan petunjuk yang tersedia. Siswa mendapat bimbingan dan arahan dari guru dalam memecahkan permasalahan (peranan guru dalam hal ini menciptakan situasi yang dapat memudahkan munculnya pertanyaan dan mengarahkan kegiatan brainstorming serta menumbuhkan situasi dan kondisi lingkungan yang dihasilkan atas dasar interest siswa). Adapun penekanan dalam pendampingan siswa dalam menyelesaikan permasalahan sebagai berikut:
Klarifikasi Masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan.
Brainstorming/ Pengungkapan pendapat
Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah, tidak ada sanggahan dalam mengungkapan ide gagasan satu sama lain.
Evaluasi dan Seleksi
Pada tahap ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah.
Implementasi
Pada tahap ini, siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut.
Kegiatan Akhir
Lebih lanjut, perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan ke depan kelas dan peserta lain menanggapinya. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.
Kelebihan dan Kekurangan
Setiap model maupun metode pembelajaran tetap mempunyai kelebihan maupun kekurangan. Begitu juga dengan model Problem Solving. Dalam (http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran/) dikemukakan kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran Problem Solving.
Adapun kelebihan Problem Solving yaitu:
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Berpikir dan bertindak kreatif.
- Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
- Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Sedangkan kekurangan Problem Solving sebagai berikut:
- Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode pembelajaran ini. Misalnya keterbatasan alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
- Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Problem Solving dapat mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, praktis, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka. Sedangkan kekurangannya memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua materi pelajaran mengandung masalah memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, dan tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.
Banyak bukan manfaat metode Creative Problem Solving tersebut bagi siswa. Dengan mengetahui hal tersebut diatas, semoga kita tergerak untuk selalu memberikan yang terbaik bagi siswa dengan ikhlas tentunya.
Daftar Pustaka :
- Kesumah, W. 2011. Model-Model Pembelajaran. http://wijayalabs.wordpress. com/2008/04/22/model-model-pembelajaran/.
- Leeva. 2011. Creative Problem Solving. http://leevanews.com/260/model-pembelajaran-creative-problem-solving-cps.
- Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
- Wena, M. 2008. Strategi pembelajaran Inovatif kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar