Mindset positive merupakan modal untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Jangan anggap remeh cara berpikir dan pandangan hidup Anda, karena dari sana lah kehidupan Anda akan ditentukan selanjutnya.
Membangun mindset positive merupakan kunci penting untuk bisa sukses. Pemikiran atau prinsip dan pandangan akan mempengaruhi kita dalam mengambil tindakan dan keputusan. Termasuk motivasi hidup. Membangun mindset positive merupakan cara untuk menumbuhkan motivasi hidup secara lebih kekal.
Mindset positive atau pola pikir positif merupakan cara cerdas untuk fokus meraih kesuksesan. Orang yang selalu memiliki pikiran negatif di dalam dirinya, maka akan sangat sulit untuk maju.
Karena ia terhalang oleh berbagai dugaan buruk dalam dirinya sendiri. Berpikiran negatif juga akan membuat energi kita habis untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya mungkin tak penting atau bisa kita atasi.
Rasa was-was, khawatir, merasa tidak mampu, berprasangka buruk dan tidak-tidak merupakan bagian dari pola pikir negatif yang harus dijauhi bila Anda ingin sukses. Mengapa harus membangun mindset positive? Berikut ini beberapa alasannya:
- Mindset positive merupakan bentuk rasa percaya diri pada kualitas diri yang Anda miliki. Yakin dengan potensi yang kita miliki merupakan modal awal Anda untuk membangun motivasi dalam hidup.
- Mindset positive akan membuat Anda lebih fokus dalam mencapai tujuan. Jangan sibuk memikirkan omongan-omongan negatif orang lain. Mendengarkan ucapan-ucapan negatif dari orang lain akan melemahkan semangat kita untuk sukses. Berpikirlah positif dan yakinlah bahwa Anda mampu menghadapi apapun rintangan di tengah jalan menuju sukses.
- Mindset positive adalah kunci sukses. Keyakinan untuk bisa menjadi baik sesuai dengan apa yang ada dalam konsep pemikiran Anda akan mendorong diri melakukan usaha yang lebih maksimal untuk meraih sukses. Konsep pemikiran menjadi penggerak langkah dalam hidup.
Dari konsep pemikiran lah akan terbangun bagaimana langkah nyata yang akan diupayakan untuk meraih kesuksesan. Oleh karena itu jangan sepelekan konsep pemikiran Anda. Isilah dengan hal-hal positif yang akan memberikan dorongan besar untuk Anda meraih kesuksesan.
Mindset positive merupakan modal penting Anda untuk bisa bahagia dalam hidup. Bisikan-bisikan negatif di dalam pikiran sejatinya adalah bentuk ketidak percayaan diri terhadap segenap potensi yang Anda miliki.
Jadilah orang yang yakin dengan potensi diri sendiri. Jika Anda sendiri ragu dengan potensi Anda, lalu bagaimana dengan orang lain? Jadilah sosok yang mampu membangun rasa pemikiran positif, sehingga energi hidup Anda akan terkumpul sepenuhnya untuk maraih kesuksesan.
Membangun mindset positive memang tak mudah, namun itu pasti bisa Anda lakukan. Memang perlu tuli sejenak dari bisikan-bisikan negatif, baik dari diri sendiri atau orang lain. Fokuskan energi kita untuk hal-hal positif.
Islam dan Positive Thinking
Islam memfasilitasi umat manusia agar dapat menikmati hidup ini
dengan tenang, damai dan tanpa beban. Menikmati hidup dengan selalu
tersenyum, ringan dalam melangkah, serta memandang dunia dengan
berseri-seri. Inilah implementasi dari ajaran Islam yang memang
dirancang untuk selalu memudahkan dan menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Untuk mewujudkan hidup yang sealu tersenyum, ringan dan tanpa beban tersebut; Islam memberikan beberapa tuntunan. Yaitu di antaranya: menjaga keseimbangan, selalu berbaik sangka (Khusnudzdzan), juga dengan berpikir positif. Namun karena keterbatasan ruang dan waktu, saya akan membatasi pembahasan kali ini hanya tentang khusnudzdzan dan berpikir positif.
Pertanyaan yang sangat mendasar adalah: mengapa Islam sampai menekankan pentingnya khusnudzdzan dan berpikir positif? Paling tidak, ada empat alasan yang bisa dikemukakan di sini.
Pertama, kita harus khusnudzdzan dan berpikir positif karena ternyata orang lain seringkali tidak seburuk yang kita kira. Contoh terbaik mengenai hal ini ialah kisah Nabi Khidhir dan Nabi Musa
Alaihima As-Salam. Suatu kali, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Nabi Musa untuk menambah ilmu dari seseorang yang sedang berdiri di tepi pantai yang mempertemukan dua arus laut. Setelah mencari tempat yang dimaksud, di situ beliau menemukan Nabi Khidhir, dan kemudian mengutarakan maksudnya. Nabi Khidhir mau menerima dengan satu syarat; Nabi Musa tidak boleh grasa-grusu bertanya sampai Nabi Khidhir menjelaskan."Tapi aku yakin, kamu tidak akan bisa bersabar", tambah Nabi Khidhir lagi. Namun karena Nabi Musa bersikeras, akhirnya dimulailah
perjalanan beliau berdua berdasarkan syarat tadi. Ternyata benar!! Ketika dalam perjalanan itu Nabi Khidhir melakonkan hikmah demi hikmah yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, tak sekalipun Nabi Musa mampu bersabar untuk tidak grasa-grusu menafsirkan yang bukan-bukan. (Qs. Al-Kahfi: 60-82).
Dalam kisah Qur'ani ini, poin penting yang dapat dipetik: kita harus selalu berbaik sangka dan berpikir positif terhadap orang lain. Karena, bisa jadi, orang lain tidaklah seburuk yang kita kira. Sebab kita hanya bisa melihat apa yang tampak, namun tidak tahu niat baik
apa yang ada di hatinya…dan seterusnya.
Kedua, berbaik sangka dan berpikir positif dapat mengubah suatu keburukan menjadi kebaikan. Kita dapat menemukan pembuktiannya dalam teladan Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam, ketika seluruh kafilah-kafilah Arab berkumpul di Makkah pada tahun-tahun pertama turunnya wahyu. Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Rasulullah untuk menyampaikan risalah Islam kepada semua kafilah itu. Namun yang terjadi, mereka justru mencaci dan menyakiti Rasulullah, serta melumuri wajah beliau dengan pasir.
Saat itu, datanglah malaikat ke hadapan Rasulullah, "Wahai Muhammad, (dengan perlakuan mereka ini) sudah sepantasnya jika kamu berdoa kepada Allah agar membinasakan mereka seperti doa Nuh –`Alaihi As- Salam—atas kaumnya." Rasulullah segera mengangkat tangan beliau.
Tetapi yang terucap dalam doa beliau bukanlah doa kutukan, melainkan untaian maaf dan harapan bagi orang-orang yang telah menyakitinya, "Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku.
Sesungguhnya (mereka melakukan semua ini terhadapku) hanya karena mereka tidak tahu. Ya Allah, tolonglah aku agar mereka bisa menyambut ajakan untuk taat kepada-Mu." ("Al-Ahadits Al-Mukhtarah, karya Abu `Abdillah Al-Maqdasi, 10/14).
Pilihan beliau ternyata tidak salah. Tak lama setelah peristiwa tersebut, mereka yang pernah menyakiti beliau berangsur-angsur memeluk Islam dan menjadi Sahabat yang paling setia. Ini sesuai
dengan ajaran Al-Qur'an, "Tanggapilah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dengan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat akrab." (Qs.Al-Fushilat: 34)
Ketiga, berbaik sangka dan berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Sebab hati yang bersih adalah hati yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah hati yang tidak memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Dan hati yang berseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi dirinya maupun orang lain.
Kebencian, berburuk sangka dan berpikir negatif hanya akan meracuni hati kita. Sebab itulah, ketika Orang-orang Yahudi mengumpat Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam yang sedang duduk santai
bersama Aisyah Radhiyallahu `Anha, dan Aisyah terpancing dengan balas menyumpahi mereka; Rasulullah segera mengingatkan Aisyah, "Kamu tidak perlu begitu, karena sesungguhnya Allah menyukai kesantunan dan kelemah-lembutan dalam segala hal." (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Ra.). Subhanallah!! Beliau yang seorang utusan Allah dan pemimpin masyarakat muslim, yang sebenarnya bisa dengan mudah membalas perlakuan Orang-orang Yahudi itu, ternyata memilih untuk tetap santun dan berpikir positif –agar menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.
Senada dengan hadits di atas, ada ungkapan yang sangat menggugah dari seorang sufi: "Yang paling penting adalah bagaimana kita selalu baik kepada semua orang. Kalau kemudian ada orang yang tidak baik kepada kita, itu bukan urusan kita, tapi urusan orang itu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Keempat, berpikir positif bisa membuat hidup kita lebih legowo, karena toh Allah Subhanahu wa Ta'ala seringkali menyiapkan rencana-rencana yang mengejutkan bagi hambaNya. Suatu saat, Umar bin Khaththab Radhiyallahu `Anhu dirundung kegalauan yang menyesakkan. Salah seorang puteri beliau, Hafshah Radhiyallahu `Anha, baru saja menjanda. Maka Umar datang menemui Abu Bakar Radhiyallahu `Anhu menawarinya agar mau menikahi Hafshah. Ternyata Abu Bakar menolak.
Kemudian Umar menawari Utsman bin Affan Radhiyallahu `Anhu untuk menikahi Hafshah, namun Utsman pun menolaknya. (Shahih Al-Bukhari, 4/1471. Versi penjelasnya juga dapat dibaca dalam Tafsir Al-Qurthubi, 13/271).
1 komentar:
terima kasih saudaraku , top dah ceritanya , khususnya pada cerita Rasulullah SAW
Posting Komentar